Pages

Rabu, 28 Mei 2008

Kuatkan Kesaksian Hamba dalam Keraguan

Tuhan, seorang anak belasan tahun mati gantung diri dan memotong urat nadi tangannya kemarin. Hanya karena bapaknya tidak mampu membiayainya untuk melanjutkan sekolah. Bapaknya hanya Hansip, Tuhan. Penghasilannya pun mengandalkan kebaikan orang yang mobilnya dijaga saat parkir. Ketika harga-harga makin tinggi, wajar kalau sang bapak tidak mampu memenuhi permintaan anaknya, yang kemudian memilih mati.

Tapi Tuhan, di lain pihak, ada juga orang yang tidak terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dan barang-barang. Paling-paling mereka hanya mengurangi jam kunjungan ke rumah bordil. Atau mengurangi jatah botol Jack D tiap minggu.

Bahkan Tuhan, seorang Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di negeri ini makin kaya karena saham Bumi, perusahaan milik keluarganya, tetap stabil di saat negeri makin susah. Di saat ada orang bunuh diri karena tidak mampu melanjutkan sekolah.

Adilkah Engkau,Tuhan...?
Akankah Engkau tetap bertanya: "Benarkah aku Tuhanmu?" di tengah keraguan banyak orang akan adil-Mu?

Dan Tuhan, hamba pun masih menjawab:
"Qollu bala Syahidna, saya masih bersaksi akan-Mu..."

Walau hamba masih sering bertanya-tanya akan adil-Mu,
Kuatkan hamba...

Minggu, 18 Mei 2008

Aku Nobita, Kamu Shizuka

Aku hanyalah bocah bodoh
yang terus memimpikanmu
mendampingi hidupku;
walau ada sedikit kepuasan hati
merasakanmu memberiku dorongan,
semangat, dan dukungan di saat aku jatuh;
melihatmu mengulurkan tangan
padaku
di saat yang lain menertawakanku

Aku takut tak dapat menjadi
pahlawanmu
sedangkan kamu tahu aku selalu lari
dari setiap masalah yang kuhadapi

Aku penakut...
Aku pengecut...
Aku lemah

Aku ingin kamu terus menemaniku
terbang ke awan
dengan baling-baling bambu

september, 2002

Sabtu, 03 Mei 2008

May Day! (2)

Sebuah peradaban besar dunia seringkali ditandai dengan adanya suatu bangunan adikarya yang menjadi masterpiece. Banyak orang menyebutnya sebagai keajaiban dunia atau wonders. Tapi seringkali wonders tersebut identik dengan raja, penguasa, dan dinasti pembuatnya. Dan melupakan jutaan buruh yang membangunnya: Yang rata-rata berusia hanya hingga 30 tahun, atau mungkin bekerja sepanjang hari dan malam tanpa upah, dengan status budak.

Mesir Kuno memiliki Piramid. Salah satunya merupakan piramid agung di Giza, yang dibangun sekitar 5000 tahun yang lalu. Konon piramid ini bisa terlihat dari bulan. Selain memiliki fisik mengagumkan, piramid Giza juga membuat kagum para ahli arkeologi karena akurasi ordinasinya yang mengacu pada rasi bintang Orion. Juga karena kerumitan bentuk ruang di dalamnya, dengan banyak ruang rahasia dan diindikasi penuh harta karun. Walau demikian, Piramid tetap identik dengan Pharaoh (Firaun), dan terlupakan pula jasa jutaan buruh yang membangunnya selama tiga dasawarsa.

China memiliki Tembok Besar yang membentang sepanjang 6.700 kilometer. Tembok yang katanya bisa dilihat dari bulan tersebut dibangun sebagai pertahanan terhadap musuh yang datang dari utara. Tembok ini dibangun oleh beberapa dinasti dari sekitar abad 5 SM hingga abad ke 16. Tapi yang dikenang adalah Kaisar Qin Shihuang sebagai pemrakarsa dalam pembangunan tembok secara masif pada 220 SM. Maka terlupakanlah jasa 2 hingga 3 juta buruh yang mati dalam pembangunannya.

Hal ini mencetuskan pertanyaan menarik: Ketika peran buruh sering terlupakan, apakah peradaban merupakan manifestasi ego penguasa? Apakah peradaban adalah wujud dari megalomaniak seorang raja yang ingin memperlihatkan kebesarannya? Atau mungkin sekedar membuat bangunan indah untuk mendiang istrinya?

Namun kemudian sejarah mencatat bahwa para buruh melakukan perlawanan ketika peran mereka terlupakan. Para buruh menolak untuk bekerja selama 19 – 20 jam perhari dengan upah yang sangat minim.
Kemudian pada tanggal 1 Mei 1886 sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demo besar-besaran selama empat hari di Chicago. Demo itu kemudian berujung pada penangkapan dan penembakan terhadap para aktifis buruh, yang kemudian dikenal sebagai insiden Haymarket. Untuk memperingati insiden Haymarket, para buruh kemudian menjadikan 1 Mei sebagai Hari Buruh International, yang lebih populer disebut May Day.

Mungkin May Day merupakan sebuah momentum yang mengingatkan manusia. Bahwa peradaban (yang dibangun dari cipta, rasa, dan karsa manusia) idealnya menghargai setiap lapisan masyarakat. Peradaban bukanlah manifestasi individualisme sekelompok manusia untuk mengeksploitasi manusia yang lain. Walau sejarah pernah mencatat bahwa eksploitasi dan ekspansi pernah menjadi bagian dari peradaban di masa lalu, bukan sebuah dosa untuk berharap terciptanya peradaban masa depan yang lebih baik.