Pages

Jumat, 27 Februari 2009

Sunduquna Juyubuna Itu....

Seorang teman yang kader sebuah partai bercerita romantika masa lalu. Ketika partai itu masih partai kecil. Begitu kecilnya hingga tidak lulus electoral threshold..

Walau demikian, militansi kader partai itu sangat tinggi. Dengan bekal semangat mencari ridhoNya, bahkan ketika kampanye pun modal untuk bikin atribut berasal dari kantong sendiri.

Sunduquna juyubuna, demikian istilah arabnya. Kurang lebih berarti dana partai berasal dari kantong kader-kadernya. Istilah yang kemudian berkembang menjadi Partai Kantong Sendiri.

Nah, teman itu bercerita. Karena kondisinya demikian, atribut partai pun menjadi sangat berharga. Andai suatu ranting hanya bisa punya 50 bendera dan 5 spanduk, maka itu akan diinventarisir. Itu akan dicatat di mana saja bendera dan spanduk itu dipasang. "Bahkan kalau perlu dicuci biar kelihatan baru," katanya.

Hmm.. Tiba-tiba saya teringat ketika partai ini masih Partai Kecil pada pemilu '99. Memang partai ini sudah mampu untuk bikin iklan. Tapi iklannya tidak pernah dipasang pada saat prime time. Biasanya hanya ada saat acara kuliah subuh.

Hmm.. Tentu waktu itu ghiroh keislaman masih kental di partai itu. Hingga seolah-olah segmen yang diincar tertentu saja. Ya itu, yang biasanya lihat tivi setelah sholat subuh.

Tapi yang lebih menarik, kapan saja iklan itu akan tayang diinfokan juga ke kadernya. Jadi kader-kader dapat jadwal penayangan iklan itu. Dari tanggal, jam penayangan, hingga di acara apa akan ditayangkan. Karena, ya sunduquna juyubuna itu. Kader perlu lihat seperti apa iklan itu jadinya. Toh iklan itu juga dibuat karena dananya berasal dari kantong para kader.

Sekarang.. Partai ini sudah agak besar. Posisinya pun strategis. Konon akan jadi kunci kemenangan 3 capres dari partai merah, kuning, biru.

Hmm.. Entah apa ini juga terjadi di daerah lain. Rasa-rasanya, di Jakarta aktifitas mencuci lagi atribut jadi hal yang langka. Karena mungkin dana untuk bikin atribut bukan lagi sesuatu yang sulit didapat.

Iklan yang dibuat pun sudah ditayangkan saat prime time. Dengan penggambaran yang lebih modern. Hmm.. Saya pikir, penyebaran fotokopian jadwal penayangan iklan tidak lagi ada di masa sekarang.

Hmm.. Mungkin kadernya terlalu ikhlas dan tsiqoh untuk apa saja kantong mereka digunakan. Atau sudah terlalu banyak dana yang ada sekarang, dibanding ketika masih Partai Kecil.

Toh buat apa cuci atribut kalau bisa beli baru. Buat apa pasang iklan saat kuliah subuh, kalau bisa pasang di prime time. Tidak perlu repot untuk membagikan jadwal penayangan iklan juga, kan...?

Hmm.. Mungkin partai ini kini punya kader yang banyak. Atau tingkat ekonomi kadernya meningkat. Hingga dana yang katanya sunduquna juyubuna bukan lagi masalah.

Hmm.. Konon, ada juga pengusaha yang bersimpati. Sampai gosipnya (ingat ini baru gosip ya, karena belum saya konfirmasi) mau membiayai pembuatan gedung untuk dijadikan markas DPP yang baru di TB Simatupang. Namun pengusaha itu dianggap bermasalah oleh beberapa kadernya (atau mantan kader), karena termasuk salah satu pengemplang dana BLBI.

Hmm.. Namun semakin menarik ketika akhirnya, nama pengusaha itu disebut-sebut sebagai salah satu alternatif opsi untuk cawapres dari partai itu. Dan yang menyebut juga salah satu kader terbaik partai. Walau akhirnya pasti dibantah Presiden partai: "Itu masih pendapat pribadi. Keputusan ada di majelis syuro."

Hmm.. Hasan Hudaibi, salah seorang mantan Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin, pernah mengatakan: "Anjing tidak pernah menggonggong kepada tuannya yang memberikan tulang.."

Dalam konteks ini, sunduquna juyubuna adalah harga diri. Adalah martabat. Walau mungkin harus mencuci atribut, menginventaris, dan mencatat di mana saja atribut itu dipasang. Walau hanya bisa pasang iklan di saat kuliah subuh, thok.

Hmm.. Saya hanya bisa mengatakan ke teman itu. Sabarlah.. Mungkin ini fase fitnah dalam roda hidup. Andai fase berikutnya adalah mihnah, fase ketika Allah menyaring orang-orang yang istiqomah di jalanNya, berdoa semoga kita termasuk yang lolos saringan. Amiin..

Senin, 09 Februari 2009

Sebelum Mati....

Tuhan.. Sebelum saya mati, kabulkanlah beberapa permintaan. Tidak banyak, kok, Tuhan..

Saya ingin menyanyikan lagu "You'll Never Walk Alone" di suatu pertandingan Liverpool di Anfield, sebelum mereka pindah markas. Ingin juga menikmati sudut Quartier Latin, Paris, sambil belajar bahasa Prancis,kalimat2 selain "l'etat cest moi" atau "dur dur detre baby". Eh, tapi penasaran juga lihat Abbey Road, siapa tahu bisa foto sambil nyebrang kaya The Beatles itu lho, Tuhan.

Hmm.. Tapi Tuhan, kayaknya perjalanan membelah sungai-sungai di Eropa juga menarik. Namanya apa Tuhan: Seine? Rheine? Thames? Yang katanya lebih bersih dr Ciliwung, ya?

Tuhan, saya ingin melihat migrasi lumba-lumba di perairan pasifik. Atau lihat paus putih besar, yang konon beratnya 32 kali gajah Afrika. Ingin juga lihat langsung cheetah yang lari mengejar impala di afrika. Atau main-main sama penguin, kayaknya lucu juga.

Hehe, terkadang punya pikiran iseng juga.. Ingin berenang bareng piranha di amazone. Atau dalam perjalanan mencari El Dorado itu.. Hmm, kayaknya menyusuri lorong-lorong tua di Yerusalem juga menarik. Apalagi kalo bisa ngerasain menyusuri terowongan rahasia dari Mesir yang menuju Gaza.

Hmm.. Pengen jg main2 ke Graceland. Terus lihat tugu2 yg katanya jd simbol2 freemason, di Washington itu, Tuhan... Hehe, jd pengen ikut tour menyusuri tempat-tempat di Da Vinci Code. Serasa jd Langdon banget dah...

Oh iya Tuhan.. Kayaknya saya juga pengen liat tempat syuting Lord of the Ring itu.. Di New Zealand ya? Atau pengen liat kastil-kastil, yg kaya Hogwarts itu..

Hehe.. Tenang aja Tuhan.. Saya ga lupa koq. Saya jg pengen lihat rumahMU, yang kotak nan hitam itu. Hmm.. Pingin liat juga heroisme bukit Uhud. Tempat rasulullah pernah bersimbah darah. Sungguh jauh dari pemimpin sekarang yang cuma bersimbah harta.

Ahh, banyak banget ya minta saya... Tapi Tuhan.. Bantu wujudin dong. Setidaknya untuk lihat Leang2 di Sulawesi yg penuh lukisan prasejarah itu. Atau menyusuri hutan2 dan sungai2 kalimantan. Atau snorkling dan diving di wakatobi dan rajaampat. Atau... Ahh.. Banyak bgt yg mo saya lihat, alami, rasakan, Tuhan... Sebelum mati!