Pages

Senin, 17 Januari 2011

You Don't Know Jack


Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Mengenal Dekat Doctor Death

Janet Adkins menderita Alzheimer. Penyakit yang membuat Janet kehilangan fungsi sebagian otak. Sehingga Janet tidak bisa mengenali jalan menuju pintu rumah, bahkan dari halaman rumahnya sendiri. Kelak, dan ini ketakutan terbesarnya, Janet pun tidak dapat mengenali suaminya, anaknya, bahkan dirinya sendiri saat bercermin.

Dibanding melanjutkan hidup sebagai zombie, Janet kemudian memilih mati. Karena itu Janet dan suami kemudian menghubungi Jack Kevorkian, dokter pensiun dan ahli patologis, untuk membantunya menjadi pasien yang melakukan euthanasia. Janet merupakan pasien pertama Jack Kevorkian, yang kemudian dikenal sebagai tokoh euthanasia di Amerika Serikat.

Di dalam mobil van Volkswagen tua milik Jack yang terparkir di perkemahan publik, Jack ‘mendampingi’ Janet untuk mati atas pilihannya sendiri. Setelah Janet menekan tombol merah pada sebuah alat, maka cairan bius akan mengalir ke nadi Janet untuk membuatnya tidak sadar. Semenit kemudian, cairan potasium klorida akan mengalir ke nadi Janet hingga menghentikan detak jantungnya. Kematian yang dianggap Jack: “humane (manusiawi), dignified (memiliki kebanggaan), dan painless (tanpa rasa sakit).

Dalam melakukan euthanasia, Jack hanya mendampingi pasien dalam memilih mati (assisted suicide). Walau beberapa kali berurusan dengan aparat hukum dan pengadilan, Jack selalu lolos selama tidak ada regulasi yang menghukum asistensi bunuh diri di negara bagian Michigan.

Jack kemudian malah menjadikan tenar wacana euthanasia ke publik, tentu beserta perdebatannya. Apalagi setelah muncul dalam sampul Majalah Time pada 18 Juni 1990, yang menjulukinya: Doctor Death.

Tapi Jack punya alasan dalam melakukan euthanasia. Karena itulah Jack menolak calon pasien yang mengalami depresi dan menganggap euthanasia hanya wahana untuk bunuh diri.

“Anda mengalami depresi, dan harus mengalami perawatan medis. Kami hanya bisa membantu Anda menyarankan untuk menyembuhkan depresi, maka Anda akan melanjutkan hidup dengan bahagia,” demikian penolakan Jack melalui ucapan Janet Good, aktivis hak untuk mati yang juga rekan Jack, kepada pasien berusia 30-an itu.

Jack juga pernah menolak calon pasien yang menghubungi dan meminta euthanasia sesaat setelah divonis menderita Parkinson. “Karena Parkinson baru berdampak pada aktivitas sehari-hari beberapa tahun sejak Anda divonis. Kami akan membantu Anda saat itu tiba,” kata Jack.

You Don’t Know Jack memang judul yang cenderung provokatif untuk menggambarkan kisah tentang Jack Kevorkian. Sesuai judul, sutradara Barry Levinson berusaha mengajak penonton untuk mengenal sosok Jack Kevorkian secara personal, ketimbang “Doctor Death”.

Menarik pula untuk memperhatikan emosi yang dibangun antara Jack dengan sejumlah pasiennya yang melakukan euthanasia. Tidak hanya dengan Janet Adkins, hubungan Jack dengan pasien-pasien lain tersebut berhasil dibangun secara emosional.

Sosok Jack yang eksentrik dan keras kepala di satu sisi terlihat unik berdampingan dengan sisi Jack yang lain: sulit mengungkapkan emosinya. Sosok ahli patologis yang juga pelukis dan musisi jazz ini tampak sempurna diperankan Al Pacino.

Peran Al Pacino pun berhasil diimbangi Brenda Vaccaro yang berperan sebagai Margo Janus, adik Jack yang membantunya melakukan euthanasia. Danny Huston pun patut mendapat perhatian saat berperan sebagai Geoffery Fieger, pengacara Jack yang sukses meloloskan Jack dari jerat pengadilan selama dibelanya. Selain itu terdapat pula Susan Sarandon yang berperan sebagai Janet Good.

Film televisi produksi HBO untuk berdurasi 134 menit ini memang menarik dalam memperdebatkan kembali wacana euthanasia. Sebuah wacana tentang kewajiban dokter untuk menyembuhkan, juga keinginan pasien untuk mengakhiri penderitaan hidup dalam perawatan medis. Apalagi perawatan yang membutuhkan banyak biaya, namun tak memiliki harapan untuk pulih.

(Januari, 2010)